Cinta
dan Sahabat
Cinta
dan Sahabat, dua hal yang tak mudah untuk dimengerti. Kadang bisa sangat berarti, namun dalam hal itu bisa
membuat luka teramat perih. Aku adalah orang yang berada di tengah-tengah cinta
dan sahabat itu. Kini, aku yang begitu merindukan hadirnya seorang kekasih,
dalam hangatnya persahabatanku dengan Adhy
yang merupakan sahabat karibku.
Tiga
minggu di awal semester pertama di
Yayasan Pendidikan dan Keterampilan Wajo Computer Centre,
seabrek kegiatan pun kulalui tanpa kuharus memikirkan cinta menurutku itu hanya
membuatku lelah.
Berawal dari perkenalanku
dengan erhil,
seorang cowok
yang aku kenal dari temanku, irham. Perkenalan yang terbilang singkat juga, aku mulai merasakan getaran
cinta itu. Rasa itu mulai menerangi kembali tahta hatiku yang telah lama
ditinggal pergi oleh seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidupku dulu.
Yang sampai saat ini pun aku belum bisa melupakannya.
erhil yang telah hadir
untuk mengisi hari-hariku pun membuatku terlelap akan rasa bahagia itu, hingga
akupun tak pernah menyadari ternyata semua kebahagiaan itu palsu. erhil orang yang kucintai
dengan tulus ternyata datang hanya untuk menyakiti dan menorehkan luka. Luka
yang teramat dalam di hatiku. Pertemuan itu juga yang telah menghancurkan
semuanya. Hidupku yang begitu indah yang begitu berwarna menjadi hancur akan
hadirnya!
Hari itu aku dan erhil sepakat untuk memadu
kasih, merajut asa dan menggapai cita berdua. Aku belum pernah merasakan
sebahagia itu,
aku begitu merasa beruntung bisa dicintai oleh orang yang kucintai. Hari-hari
bahagia pun mulai kami lalui. erhil begitu indah di mataku yang membuatku lupa akan segalanya, bila
bersamanya. Itu juga yang membuatku merelakan tahta hatiku dipenuhi oleh
cintanya, namun lagi-lagi kenyataan tak selalu berjalan sesuai dengan yang
kuharapkan.
Bulan pertama hubungan
cintaku bersama erhil mulai goyah, Erhil mulai berubah dan tidak lagi Erhil yang selalu tersenyum untukku. Erhil tidak juga bersifat
manis padaku, setiap tutur katanya yang menyejukkan hatiku kini terasa
mengiris-iris hatiku. Apa yang telah kulakukan padanya hingga dia begitu tega
padaku, aku begitu percaya padanya hingga aku pun terluka olehnya.
Hubungan
ini berakhir begitu saja, pertemuan singkat itu menjadi menyakitkan. Sahabat
pun menjadi pelarian sedih dan kecewa, tapi sahabatku tega mengkhianatiku. Dia
yang ternyata merebut Erhil dariku, dia merenggut semua kebahagiaanku . Persahabatan yang telah
bertahun-tahun kubina bersamanya pun menjadi tak berarti. Aku lelah dengan
semua ini hingga aku sempat memutuskan tali persahabatan itu, egoiskah aku?
Aku
hanya belum bisa berpikir jernih saat itu, aku merasa semakin tolol, seharusnya kubisa merelakan Erhil dan Nhita untuk bersama.
Karena mungkin kebahagiaan Erhil hanya ada pada Nhita! Aku belum siap kehilangan kebahagiaan itu, aku masih ingin disayangi
walau semua itu hanya kebohongan.
Dan
terlalu naif bila kini aku harus menyesal karena mengenalnya. Karena dia aku
dapat merasakan hal terindah, walaupun hanya sekejap. Aku terlalu naif hingga
aku pun tidak menyadari Enhal merasakan juga perih yang kurasa. Enhal sahabatku orang yang kupercaya seutuhnya.
Kini, telah terluka karena keegoisanku.
Seharusnya
aku tak pernah hadir di antara erhil dan nitha. Bila akhirnya luka ini yang kurasa.
Andai
saja kusadari dari awal, andai saja ku lebih mengerti mereka, andai saja aku
tidak jatuh hati pada erhil, Orang yang kucintai dan selalu ada dalam hatiku walau hati ini terasa
perih, kudapat mengerti tak ada gunanya kubertahan di sisimu, karena ternyata
kau lebih menginginkan nhita mengisi hari-harimu. Aku di sini yang begitu tulus mencintaimu dan aku
yang selalu berusaha untuk mengerti dirimu kan selalu menanti dan menata hati lagi hingga
bayanganmu pergi hingga tak ada lagi luka kurasa, hingga tak ada lagi kecewa
yang terasa.
Aku
di sini kan selalu berusaha tegar menjalani hari-hariku, aku kan selalu
berusaha tersenyum agar kau bisa bahagia bersama Nhita sahabatku. Walaupun dia telah merebutmu, tapi dia tetap sahabatku,takkan kulupakan
percayalah dengan sisa kesedihanku ini.
Kumasih
dapat bertahan hingga kelak kau mengerti bahwa aku memang mencintaimu. Aku
memang menyayangimu, tapi aku tak rela tersakiti olehmu saat ini, esok dan sampai
kapanpun.
Kini
dalam setiap hari-hari sepiku, dalam kesendirianku, aku hanya bisa berharap aku
kan memiliki kekasihku lagi, memiliki dia yang telah pergi, karena aku kan
selalu mencintainya. Aku kan selalu mengenangnya di dalam hatiku,karena dia
telah datang dan pergi dengan menghiasi setiap sudut didalam hatiku dengan
cintanya yang sesaat, dan Nhita sahabatku buatlah cintaku bahagia karena kalian begitu berarti
untukku...***
G’rezzt Community
Tidak ada komentar:
Posting Komentar